Selasa, 10 Desember 2013

Misteri 2 Kecelakaan Maut Kereta Api, Tragedi Bintaro 1987 & 2013

Misteri 2 Kecelakaan Maut Kereta Api, Tragedi Bintaro 1987 & 2013


Kecelakaan Bintaro 2013
Senin 09/12/2013 pukul 11.30 WIB, sebuah kecelakaan mengerikan terjadi antara KRL jurusan Serpong – Tanah Abang dengan sebuah truk tangki milik Pertamina yang sedang mengangkut BBM sebanyak 24.000 liter. Kecelakaan tragis itu terjadi di wilayah Bintaro, tepatnya pada perlintasan kereta api Pondok Betung, Jakarta Selatan.
Akibatnya sudah tentu mengerikan, sebab truk tangki penuh BBM itu meledak dahsyat dan menimbulkan kebakaran yang menyambar gerbong kereta paling depan yang merupakan gerbong khusus penumpang wanita. Diduga, supir truk tangki mengabaikan rambu yang memperingatkan bahwa kereta akan melintas, ditambah kondisi jalan yang macet sehingga supir tak sempat lagi menghindar dari kecelakaan mengerikan itu.
Gerbong masinis berikut sebuah gerbong penumpang di belakangnya pun anjlok dari rel. Korban jiwa hingga saat ini tercatat sebanyak 11 orang, termasuk masinis dan 2 orang teknisi yang berada di gerbong masinis. Sementara korban luka-luka diperkirakan mencapai 70 orang.
Kecelakaan Bintaro 1987
Akibat peristiwa itu, sebuah kisah kecelakaan kereta api di masa lalu, tepatnya terjadi di lokasi yang berdekatan dengan lokasi Pondok Betung, Bintaro, kembali menghampiri kenangan masyarakat Indonesia. Tepatnya pada hari Senin 19/10/1987, 25 tahun yang lalu, kecelakaan tragis antara KA 225 jurusan Rangkasbitung – Jakarta dengan kereta cepat KA 220 Tanah Abang – Merak terjadi.
Pagi hari sebelum peristiwa kejadian di pukul 06.45, tersebut, terjadi kesalah pahaman komunikasi antara masinis KA 225 dengan petugas PPKA di stasiun Sudimara. Akibatnya, kedua kereta api tersebut berjalan di jalur rel yang sama, dengan arah yang makin berdekatan.
Kecelakaan dahsyat antara kedua kereta tersebut tak dapat dihindarkan lagi, dan menimbulkan korban jiwa hingga ratusan orang meninggal, juga korban luka yang mencapai ratusan pula jumlahnya.
Misteri kecelakaan Bintaro
Lokasi perlintasan kereta api, juga rel di sepanjang daerah Bintaro yang telah memakan ratusan jiwa korban melayang akibat kecelakaan yang terjadi, menimbulkan berbagai spekulasi mengenai keangkeran tempat itu. Banyak masyarakat yang mengaku menjadi saksi munculnya makhluk halus yang menyerupai korban kecelakaan, dan menghubung-hubungkan kejadian ke 2 peristiwa yang sama, yaitu hari Senin.
Ada atau tidaknya kaitan antara kesamaan hari peristiwa itu terjadi, dengan mitos mengenai keangkeran lokasi Bintaro, tentu tak ada satu pun manusia yang bisa menduga. Yang jelas, ketidakdisiplinan dan kesalahpahaman yang dilakukan oleh 1 orang bisa berakibat fatal terhadap banyak orang lain. Jadi selalulah waspada dan taati peraturan lalu lintas.

Pengalaman Aneh Dinda di Gerbong Pertama KA 1131

Semula, Dinda ingin masuk ke ruang masinis.

ddd
Dinda Irmawati tak menduga perjalanannya ke Tanah Abang akan berakhir bencana. Kereta yang ditumpanginya menabrak truk tangki BBM dan menewaskan enam orang. Korban tewas ini kebanyakan ada di gerbong pertama kereta bernomor KA 1131.
Dinda yang naik dari Stasiun Pondok Ranji kebetulan juga ada di gerbong pertama. Sesaat sebelum kecelakaan kereta api, Senin 9 desember 2013, pukul 11.15 WIB, Dinda sebetulnya sudah berniat masuk ke ruang masinis KA 1131 karena tak kebagian bangku di gerbong perempuan.

Sejak dari Stasiun Pondok Ranji ia mengambil posisi berdiri persis di belakang ruang masinis. Entah kenapa saat itu Dinda merasa terdorong dan ingin masuk ke ruang masinis.

Namun saat menghadap ruang masinis, Dinda terkejut melihat sesosok kakek membuka pintu yang memisahkan ruang masinis dan penumpang. Kakek itu  tersenyum lebar. Dinda sempat terpana menatap senyum janggal kakek itu dan seketika itu pula ia langsung membatalkan niatnya masuk ke ruang masinis.

Namun tiba-tiba saja terdengar suara ledakan. Tanpa sepengetahuan penumpang, KA 113 menabrak truk tangki bensin milik Pertamina di pintu perlintasan Pesanggrahan. "Saya masih sempat melihat orang tua itu tertawa," kata Dinda menceritakan kisah antara hidup dan matinya itu sambil menangis.
Semua penumpang wanita di gerbong itu terjerembab ke lantai, kemudian meneriakkan takbir. "Allahu Akbar, Allahu Akbar. Saya juga seperti itu karena ternyata rambut saya kebakar," ucap Dinda.

Sesaat sebelum dievakuasi keluar gerbong kereta, Dinda sempat mencari kakek  yang tertawa itu. Tapi, si kakek sudah hilang. "Saya orang ketiga yang ke luar gerbong," ujar perempuan 21 tahun itu.

Akibat kecelakaan itu, Dinda mengalami luka ringan di bagian punggung dan kaki. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sutoyo, Jakarta Selatan. Karena lukanya bisa dirawat jalan, dia diperbolehkan pulang Senin sore.

Senin malam, Dinda kembali ke lokasi kejadian untuk mencari tasnya. "Tapi, tas saya tak ketemu," kata dia yang masih saja menangis.

Masinis dan dua teknisi ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan. Jasad ketiganya baru bisa dievakuasi dari ruang masinis setelah api padam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar