Sabtu, 08 Februari 2014

kebun jambu merah desa.mayanggeneng kec.kalitidu kab.bojonegoro


IMG_6340
Selain kebun blimbing di Desa Ngringinrejo, di Kabupaten Bojonegoro juga terdapat kebun jambu Merah di Desa Mayanggeneng, Kecamatan Kalitidu. Di kebun ini terdapat 350 pohon jambu merah dengan jumlah produksinya bisa mencapai 1 ton hingga 2 ton.
Bagi masyarakat yang ingin pergi ke lokasi kebun jambu merah ini cukup mudah. Yakni dari Kota Bojonegoro ke barat arah Jalan Raya Bojonegoro – Padangan sekira 20 kilometer. Sesampainya di pertigaan Pasar Desa Kalitidu ambil arah ke selatan jurusan ke Ngasem sekira 20 meter melintas rel kereta api. Setelah itu terdapat gang kecil masuk ke arah timur sekira 3 kilo meter.
Meski kondisi jalan di gang itu belum sempurna seratus persen, namun dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun empat. Sebab, sebagian jalan sudah di paving, dan sebagiannya lagi bekas di aspal. Namun saat ini aspalanya telah terkelupas.
Lokasi kebun belimbing ini berada di tengah areal persawahan. Bagi masyarakat yang berkendera dengan mobil tidak dapat langsung masuk ke lokasi kebun jambu merah. Karena harus melewati pematang sawah yang saat ini dijadikan jalan setapak para petani.
“Saya harapkan jalan setapak ini bisa dibangun agar masyarakat dapat lebih mudah menjangkau langsung lokasi kebun,” harap Sri Asih (49), istri Ali Fitrom pemilik kebun Jambu merah ketika ditemui di kebunya, Senin (18/11/2013).
Panjang jalan setapak dari jalan desa menuju lokasi kebun jambu merah sepanjang sekira 500 meter. Kondisi jalan itu saat ini masih asli tanah. Jika musim penghujan datang sudah dipastikan jalan itu sulit dilewati kendaraan roda dua.
“Kalau hujan jalannya becek. Karena itu saya harapkan pihak terkait dapat memperbaikinya. Sebab banyak masyarakat dari dalam dan luar Bojonegoro yang datang kesini untuk melihat maupun membeli jambu,” ujar ibu dua anak ini mengungkapkan.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Kalitidu, Rendra D Prakosa, mengatakan, jika pembangunan jalan setapak menuju lokasi kebun jambu merah itu tidak dapat dilakukan. Karena jalan tersebut merupakan jalan pribadi milik petani yang memiliki sawah di sepanjang jalan tersebut.
“Bisa saja dibangun asalkan pemilik tanah mau menghibahkan tanahnya untuk jalan. Paling tidak satu meter kiri dan satu meter kanan sudah cukup,” sambung Rendra.
IMG_6353
Meski pembangunan jalan setapak menuju kebun jambu merah tidak dapat dilakukan, namun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) rencananya akan membangun jalan desa Kalitidu – Mayangrejo sepanjang 3 kilo meter. Jalan desa ini merupakan jalan menuju lokasi kebun jambu merah.
“Kalau tahun ini tidak ada. Rencananya tahun 2014 akan dibangun dengan paving,” pungkas Rendra. (Dwi/kominfo)

Kebun belimbing Desa.Ngringinrejo Kota Bojonegoro

Sejarah kebun belimbing di Desa Ngringinrejo Kec.Kalitidu Kab. Bojonegoro Jatim
Sumber Gambar: Dokumen Penyuluh Pertanian

Di Tahun sebelum 1984 daerah bantaran Bengawan Solo persisnya diwilayah sebelah utara Desa Ngringinrejo,para petani Desa Ngringinrejo secara totalitas menanami lahannya tersebut dengan tanaman Palawija, namun lahan tersebut mengalami gagal panen di setiap tahunnya karena lahan tersebut hanya dapat ditanami di musim penghujan saja, karena di musim Kemarau lahan tersebut tidak terjangkau Irigasi. Dan di musim Penghujan lahan tersebut selalu tergenang Banjir.
Karena itu semua, sebagian tokoh masyarakat Desa Ngringinrejo,yaitu Bpk. Zainuri, Mbah wo Suyoto, bersama Penyuluh Pertanian  Soeharto, S.Pt mencoba sebuah inisiatif baru agar lahan yang semula tidak produktif bahkan tidak menghasilkan bagi petani, agar menjadi produktif dan bahkan dapat menopang perekonomian masyarakat Desa Ngringirejo.
Pada Tahun 1984 setelah mendapatkan informasi bahwa di dearah Tuban persisnya di Desa Siwalan terdapat Tanaman Blimbing,yang konon katanya tanaman tersebut tahan banjir dan hasil buahnya memiliki daya jual cukup mahal dan banyak di minati banyak orang, mulai kalangan bawah, menengah hinga kalangan atas. Berangkat dari semua itu Mbah Nur dan Mbah Wo Suyoto tergerak untuk menanam tanaman blimbing tersebut dilahan pertaniannya.
Berbagai hambatan beliau hadapi pada saat itu, mulai dari cercaan dan hinaan dari para petani yang lain, namun Mban Nur tetap gigih berusaha. Setelah tanaman blimbing tersebut berumur kurang lebih 3- 4 tahun, tanaman blimbing tersebut mulai menampakkan hasil, dia mulai berbuah dan dapat di panen, ternyata hasilnya lebih dari hasil tanaman polowijo yang selama ini beliau tanam, Buah Blimbing tersebut bias menghasilkan 2 kali dan bahkan 3 kali lipat dari tanaman yang ditanam dilahan Beliau sebelumnya.
Satu persatu para petani di kelompok tani Mekar sari mulai tertarik dengan tanaman Blimbing yang ditanam Mbah Nur dan Mbah Wo tersebut dan hingga saat ini luasnya mencapai 18,5 Ha. Dan Blimbing menjadi tanaman unggulan di desa Ngringinrejo. Dan hingga saat ini petani blimbing berjumlah 104 orang petani.
II. BUDIDAYA TANAMAN BLIMBING DESA NGRINGINREJO
Blimbing di Desa Ngringinrejo adalah merupakan produk pertanian Unggulan, selain dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, juga sangat banyak menyerap tenaga kerja, mulai dari budidaya, perawatan tanaman, pemanenan hingga pemasarannya. Maka dari itu adanya tanaman blimbing diDesa Ngringinrejo ini sangat banyak mengurangi jumlah pengangguran, dan berperan sekali dalam pengentasan kemiskinan.
Satu contoh kecil para pemuda yang dulunya setelah lulus SMA dan yang tidak lulus SMA, mereka bingung mencari pekerjaan, ahirnya mereka lari kekota untuk mengadu nasib disana, saat ini mereka tidak perlu seperti melakukan seperti itu saat ini mereka cukup bekerja di kebun Blimbing dengan upah tiap bulan Rp. 1.050.000;/ bulan.
Tanaman belimbing agar dapat menghasilkan buah yang maksimal sangat perlu dilakukan penanganan secara intensif dan efisien, mulai dari pemeliharaan tanah , perawatan pohonnya hingga proses pemanenan dan pasca panen.
1. Pendangiran / pencangkulan dilakukan 2x dalam satu tahun, kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menjaga kegemburan tanah agar dapat menyerap unsure hara dalam tanah secara optimal.
2. Pemupukan dilakukan sebanyak 2x dalam setahun setelah pendangiran, pupuk yang digunakan adalah ZA dan NPK PHOSKHA masing- masing 1 kg tiap pohon, selain pupuk kimia tersebut tanaman blimbing juga menggunakan pupuk organic / pupuk kandang sebanyak 50 kg tiap pohon.
3. Pengairan dilakukan pada musim kemarau, dengan cara menggunakan pompa air dan sumber air yang diambil dari air bengawan solo yang dialirkan keare kebun sampai permukaan tanah kebun tersebut basah.
4. Pengendalian hama OPT, dengan cara dilakukan penyemprotan merata pada pohon blimbing dengan mengunakan pestisida dan pestisida nabati yang terbuat dari bahan bahan yang ada disekitar kita antara lain Gadung, tembakau, daun memba, dan mahuni.
5. Pemblongsongan buah, dilakukan pada saat buahberumur kurang lebih 3 minggu sampai satu bulan. Tujua dari penblongsongan buah untuk meningkatkan kwalitas buah dan juga untuk mengantisipasi hama lalat buah.
6. Pemangkasan cabag dilakukan pada saat yang bersamaan pada waktu pemblongsongan buah, cabang yang dipangkas adalah cabang air dan cabang kering yang menganggu pertumbuhan tanaman.
7. Peremajaan pohon dilakukan pada batang pohon yang hasil buahnya kurang bagus / local diganti dengan batang pohon yang kualitasnya bagus dengan cara okulasi (temple). Adapun varietas yang berkembang di Desa Ngringinrejo antara lain:
a. Varietas Bangkok Merah ciri buahnya besar, daging buahnya tebal dan apabila sudah masak berwarna kuning kemerahan ukuran panjang 15-20 cm dengan tepi lingirnya hijau dan rasanya manis.
b. Varietas Blitar dengan ciri buahnya berukuran besar daging buahnya agak tipis, kalau masak berwarna kuning kemerahan dangan panjang buahnya 15-25 cm dan lingirnya kuning rasanyaagak masam.
c. Varietas Demak dengan ciri kulit buahnya tebal rasanya agak sepet ukurannya besar dan kalau masak berwarna kunig kemerahan.
d. Varietas Lokal cirinya berukuran sedang panjang buahnya sekitar 8-10cm rasanya manis dan kalau masak berwarna kuning kemerahan.
III. PEMANENAN
Panen buah belimbing biasanya pada umur 3 bulan, biasanya ditandai dengan perubahan warna pada buah. Buah Belimbing yang semula berwarna hijau berubah berwarna kuning kemerahan. Buah blimbing yang dipanen biasanya di bagi menjadi 2 kelas yaitu kelas Super dan kelas A. yang kwalitas Super 1Kg isi 3-4 buah dengan harga Rp. 5.000; dan yang kwalitas A 1Kg nya berisi 7-8 buah dengan harga Rp. 3.000;.
IV. PEMASARAN
Hasil produksi buah Belimbing Desa Ngringinrejo sampai saat ini dipasarkan di berbagai wilayah yang antara lain Lamongan, Tuban, Rembang, Cepu, Semarang dan daerah sekitar Bojonegoro berupa buah segar, selain itu juga sebagian Produksi buah Blimbing dijual berupa produk olahan seperti Sirup, Sari buah, Selae, Dodol dan kripik belimbing, adapun yang mengelola produk olahan Blimbing tersebut adalah BKAD ( badan kerja sama antar Desa) Surya Abadi. Serta pedagang yang memasarkan Buah blimbing diDesa Ngringinrejo sekitar 21 orang pedagang, dan semua adalah warga Desa Ngringinrejo.
V. HASIL PRODUSI BUAH BELIMBING / HEKTAR
Buah Blimbing mengalami panen paya 2x dan 3x panen biasa dalam 1 tahun,panen raya biasanya pada bulan Maret - April dan pada bulan Nopember - Desember dan pada bulan Januaru - Pebruari - Mei - Juni - Juli - Agustus - September - Okteber mengalami panen biasa.
Pada panen raya hasil bersih yang didapat dalam 1 Ha kurang lebih Rp. 15.000.000; - 20.000.000; / Ha, dan dipanen biasa dalam 1 Ha menghasilkan bersih kurang lebih Rp. 5.000.000 - 7.500.000; / Ha. Jadi hasil bersih dalam satu tahun sekitar Rp. 45.000.000; / tahun.
 Sumber : admin Kab.Bojonegoro-(Sri Sumi S - PenyuluhPertanian  Muda ).
Menikmati Segarnya Belimbing  Bojonegoro
Bojonegoro - "November ini belimbing di sini panen raya. Silahkan datang anda bisa memilih sepuas-puasnya," kata seorang petani belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro Ninik Supriyati (35), kepada puluhan wisatawan domestik (wisdom) yang datang berombongan menyerbu lahannya, pekan lalu.

Namun, penjelasan Ninik tidak membuat puluhan wisdom meningalkan tempat, bahkan mereka tetap berada di lokasi kebun belimbing.

Bahkan anak-anak berlarian di bawah pohon belimbing untuk mengambil belimbing di pohon juga yang jatuh untuk dimakan.

"Kalau hanya dimakan di tempat silahkan sepuas-puasnya tidak masuk perhitungan harga," ujar Ninik, dibenarkan petani belimbing juga di desa setempat Piryo (43).

Lokasi kebun belimbing di desa tepian Bengawan Solo ada yang mulai berubah karena jalan ke kebun belimbing yang biasanya tanah liat berubah menjadi paving.

Menurut Ninik, pembangunan jalan paving di areal kebun belimbing milik warga, juga pembangunan gapura di jalan masuk baru berjalan tiga bulan lalu.

Di kebun setempat, katanya, jalan paving yang dibangun sepanjang sekitar 400 meter terutama di jalan menuju kebun belimbing milik warga.

Di lokasi kebun belimbing itu wisdom bisa berjalan kaki dengan leluasa di jalan paving, dan sesekali bisa berhenti di sejumlah warung untuk menikmati makanan atau minuman yang tersedia termasuk buah belimbing.

Tidak hanya itu di sepanjang jalan raya menuju lokasi kebun belimbing juga ke arah obyek wisata Bendung Gerak Bengawan Solo di desa setempat juga dipenuhi dengan puluhan pedagang yang khusus menjual belimbing.

Mengenai harga belimbing, lanjut Ninik, bervariasi berkisar Rp5 ribu sampai Rp10 ribu/kilogram bergantung produksi belimbing.

"Tapi kalau pas produksi belimbing melimpah harga belimbing berkisar Rp4 ribu sampai Rp7 ribu/kilogram. Tapi saat ini mencapai Rp10 ribu/kilogram karena produksi sedikit yang disebabkan kemarau," jelasnya.

Nanik, juga Piryo dan para pedagang belimbing lainnya meyakinkan buah belimbing produksi setempat segar dan manis, apalagi musim kemarau.

"Saya sudah empat kali datang ke kebun belimbing di sini selalu berombongan dengan warga lainnya hanya untuk makan belimbing langsung dari pohonnya," jelas seorang warga Desa Ngowok, Kecamatan Dander, Warsini.

Sesuai data di Badan Kerja Sama Antar Desa (BKSA) Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, di desa setempat ada sekitar 50 petani yang memiliki pohon belimbing dengan jumlah berkisar 40-200 pohon belimbing/warga dengan luas 18 hektare.

"Petani Desa Mojo yang berada di sebelah desa kami juga menanam belimbing," jelas Piryo.

Sebagaimana dijelaskan Ninik, wisdom yang berkunjung ke lokasi kebun belimbing di desanya dari ke hari semakin meningkat, terutama pada hari libur Minggu atau Hari Raya Idul Fitri.

Wisdom yang datang, jelasnya, tidak hanya warga lokal tapi juga dari kota besar terutama warga lokal yang menetap di luar kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor, juga Surabaya yang berlibur ke Bojonegoro kemudian mampir ke kebun belimbing.

"Pas Hari Raya Idul Fitri lalu pengunjungnya membeludak, sampai jalan menuju lokasi macet dipenuhi manusia yang berjalan kaki," ungkapnya.

Lebih lanjut Ninik menjelaskan biasanya wisdom ke kebun belimbing membeli untuk oleh-oleh setempat berkunjung ke lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo juga di desa setempat.

"Bupati Bojonegoro Suyoto dengan artis Tantowi Yahya pernah datang ke kebun belimbing dan pulangnya menyusuri Bengawan Solo dengan perahu karet dari Bendung Gerak ke Kota Bojonegoro," tuturnya.

Sebagai usaha mengenjot lokasi setempat sebagai wisata petik buah belimbing, kata Ketua Badan Kerja Sama Antar Desa (BKSA) Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Agus Widiarso produksi belimbing di dua desa itu menjadi produk olahan yaitu sirup, sari buah, dodol dan kerupuk.
http://krisdiantoalfin.blogspot.com
"Pengembangan produk olahan belimbing sudah berjalan dalam tiga tahun terakhir dengan pemasaran masih lokal, terutama dibeli pengunjung yang datang," tuturnya.

Desa Ngringinrejo, Kecamata
n Kalitidu, yang berada di tepian Bengawan Solo hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari Kota Bojonegoro. Lokasi wisata setempat sangat mudah ditempuh dari arah selatan maupun utara Bengawan Solo karena Bendung Gerak juga dilengkapi dengan jembatan.